RT- RW Net Madrasah & SMS Gaterway
RT-RW Net Madrasah/Sekolah dan SMS Gaterway Madrasah/Sekolah
|
1 Juli 2012
|
Konsep RT-RW Net dikelola oleh Operatos Madrasah, seorang operator madrasah harus menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar Madrasah tidak ketinggalan atau buta TIK. Konsep ini dibangun dan dikembangkan
didasarkan pada paradigma pentingnya masyarakat untuk mengakses dunia
internet dengan berbagai kepentingannya. Konsep ini dikembangkan, juga,
didasarkan pada suatu kenyataan sosial berkenaan dengan tingkat daya beli
masyarakat yang tidak memungkinkan setiap rumah/keluarga untuk mengakses
internet yang dirasa masih sangat mahal. Untuk itu, dikembangkan suatu konsep
satu sambungan (ISP) digunakan secara bersama. Dengan demikian, biaya
pemasangan dan biaya penggunaan perbulannya menjadi lebih ringan, karena bisa
ditanggung secara bersama-sama , apalagi sekarang Pengawas Pendidikan Agama
Islam Kementerian Agama Kabuupaten Bogor yaitu Bp. Zaenudin, S.Ag., M.Pd dalam pembinaan dan media informasi
pendidikan salah satunya menggunakan Blog: zaywaspenda.blogspot.com agar setiap Kepala, Guru, TU dimanapun dia berada dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan apa-apa yang harus ditindaklanjutinya agar tidak ketinggalan, yang mana setiap Kepala, Guru, TU Madrasah dan Guru PAI di SD, SMP, SMA dan
SMK harus selalu mengakses Blog: zaywaspenda.blogspot.com setiap saaat, karena informasi yang uf to date mengalir cukup deras, kalau lambat akan ketinggalan.
Demikian juga dalam media informasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI) Amanah sejak mulai Bpk Zaenudin, S.Ag., M.Pd menjadi Sekretaris Umum Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI) Amanah Kementerian Agama Kabupaten Bogor mulailah menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berupa media Blog:koperasi-amanah.blogspot.com agar para anggota dimanapun berada agara dapat lebih mudah mengakses berbagai informasi dan menyampaikan berbagai saran demi untuk lebih majunya koperasi tersebut.
Konsep ini, sebenarnya
bisa juga digunakan dan dikembangkan dalam dunia pendidikan kita, Madrasah/
sekolah. Karena keadaannya kurang lebih sama dari sisi ketersedian dananya
yang terbatas dan berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan terhadap akses
internet di setiap madrasah/sekolah.
Bagaimana konsep RT-RW Net tesebut bisa dibangun di setiap Madrasah/sekolah? Pada prinsipnya tidak ada
perbedaan yang prinsipil dengan konsep RT-RW Net masyarakat, yang
membedakannya adalah bahwa yang saling terhubung bukan lagi rumah-rumah
penduduk, melainkan beberapa sekolah yang ada dalam lingkup tertentu dalam
jangkau tertentu pula (sesuai dengan kapasitas daya pancar dan daya tangkap
Radio yang digunakan).
Sebagai contoh. Bila
terdapat 5 Madrasah dalam satu radius tertentu (katakanlah dalam radius
paling jauh 10 KM, sesuai kapasitas daya pancar dan daya tangkap Radio
pemancar dan penerimanya). Pilih salah satu dari ke-5 madrasah tersebut
sebagai pusatnya, sebaiknya madrasah yang diperkirakan diantara tengah-tengah
dan berada di tempat yang lebih tinggi dari yang lain.
Dengan Konsep RTRW Net
ini, apabila Madrasah yang ikut dalam satu sistem sambungan RT-WR Net ada 4
(empat) madrasah, maka pengeluaran bulanan tak lebih hemat. Apabila
diasumsikan satu madrasah 2 PC yang tersambung ke internet, maka 4 madrasah
menjadi 8 sambungan. Dengan kata lain, satu sambungan PC seharga lebih hemat
(unlimited, satu bulan penuh).
Ini jangan coba-coba
bandingkan dengan penggunaan internet di warnet, apalagi dengan sambungan
telkomnet-instan. Kenapa? Karena sama aja dengan membandingkan kita sebagai
gajah dan warnet sebagai kambing sedangkan telkomnet-instam sebagai semut
hitam.
Kalau untuk dana
koneksi internet per PC lebih hemat atau 2 PC perbulan masih terasa mahal dengan telkomnet
instan bisa dipastikan bahwa madrasah itu untuk membayar guru pun (ustadz)
tidak akan mampu.
(Zaenudin, S.Ag.,
M.Pd=Pengawas Pendidikan Kab. Bogor)
|
No comments